Kepala manyung pedas menjadi pilihan utama warga Kediri untuk santapan makan siang, terutama di awal pekan. Hidangan khas dengan kuah santan kental dan cita rasa pedas ini banyak diminati oleh pekerja dan pelajar di Kampung Inggris, Pare.
Rahayu Ningsih (59), seorang pengusaha catering di Pare, mengungkapkan bahwa sajian ini tetap memiliki banyak penggemar hingga saat ini. “Saat jam makan siang, kepala manyung pedas selalu diburu oleh anak kursusan dan para pekerja,” tuturnya pada Senin (17/2/2025).
Meski dikenal sebagai kuliner khas Semarang, hidangan ini cukup mudah ditemukan di berbagai daerah di Jawa Timur. “Orang Jawa Timur umumnya menyukai makanan pedas, jadi tidak heran jika mangut manyung juga banyak diminati di sini,” jelas Rahayu, yang sudah berkecimpung dalam bisnis catering sejak 2005.
Sebelum dimasak, ikan manyung terlebih dahulu diasap agar kandungan gizinya tetap terjaga. “Kepala manyung harus diasap lebih dulu sebelum dimasak, sehingga rasanya semakin khas dan aromanya lebih menggugah selera,” tambahnya.
Dibandingkan jenis ikan lainnya, harga kepala manyung cenderung lebih mahal karena ukurannya yang besar. Teknik pengasapan tradisional tidak hanya meningkatkan daya tahan ikan, tetapi juga memberikan cita rasa unik pada hidangan ini. Selain diolah menjadi mangut pedas, kepala manyung juga bisa dijadikan pepes, gulai, atau sayur mrico dengan kuah pedas yang menggugah selera.